Sajak of The Year
Tahun 2012 telah usai, tentu ada banyak yang telah kita lalui.
Sulit jika harus menjelaskan semuanya kembali secara detail. Tepat pada 31
Desember 2012, pukul 20.00 -23.57, aku
mengajak para pujangga lainnya, (termasuk beberapa sajak mereka aku masukkan), untuk
menceritakan kembali kisah mereka tak lebih dari 140 karakter. Hashtag
#SajakOFTheYear menghiasi TL kami dan
sempat menjadi trending topic di hati
kita masing-masing.
Sajak adalah mata kata, melihat kisah dengan mata kita. Lewat
sajak-sajak patah ini, aku rangkumkan kisah, meski tak seberapa, kuharap dapat
membasuh kering dan gersang di hati kita.
“Malam ini hujan rintik, pikiranku
sangat terusik, terngiang wajahmu nan cantik.” – @Firmanto_andry.
“Pada setiap rintik hujan, rinduku
berjatuhan.” - @vanniewidiasari.
“Mungkin, cuma aku yang mencintaimu,
tanpa karena.” - @irfannyhanif.
“Akan tiba saatnya ketika hanya ada
aku, kamu, dan waktu yang tepat.” - Don
Juan
“Akan sukar kau menjadi bagian yang
asyik dari tawanya, sebelum menjadi bagian yang sah dari tangisnya. - @sudjiwotedjo.
“Kau ajarkanku bagaimana mencintaimu,
tidak bagaimana melupakanmu.” – Don Juan.
“Bila kau rapuh, ada aku tempatmu
berteduh. Bila kau bimbang, ada aku tempatmu berbincang.” - @Zain_Za9in.
“Mengecup adalah cara mengecap
kata-kata ketika bibir enggan mengucap.” - @hurufkecil.
“Rindu ini sedang berpetualang,
mencari kamu yang tak pernah pulang.” - @restupanji.
“Kejarlah daku, kau kutangkap. Biarkan
aku terperangkap dalam dekap, bersamamu aku lengkap.” - @Zain_za9in.
“Kau adalah jawaban yang bahkan belum
aku temukan pertanyaannya.” – Don Juan
“Sejauh ini, rencana jangka pendekku
adalah menjadikanmu rencana jangka panjangku.” - @adimasnuel.
“Setiap detik yang kita lalui adalah
nafas bahagiaku. Mimpi besarku adalah bernafas bersamamu.” - @sarahkinandra.
“Doaku ialah lenganku yang paling
panjang, ia selalu sanggup menjangkau kamu, sejauh apapun itu.” - @Karizunique
“Malam ini, langit melepas air mata
rindu ke bumi. Malam ini, kita melafazkan syair cinta yang merdu di alam
mimpi.” - @Zain_za9in.
“Kepada yang berdiam di tiap sajak
yang aku tulis, atau yang belum aku tulis, atau bahkan yang tak sanggup aku
tulis,
aku cinta kamu.” – Don Juan.
“Separuh aku, dirimu. Serapuh aku,
tanpamu.” – Don Juan.
“Hujannya deras sekali. Hilang
dihanyut sungai yang panjang, berliku, dan tak berujung. Di sudut matamu.” –
Don Juan.
“Cinta itu berkorban, katamu sore
kemarin. Kataku, cinta itu bertahan.” - @vanniewidiasari.
“Di bibirku, di bibirmu, ada sebekas
kisah yang tak pernah sia-sia.” – Don Juan.
“Aku ingin sekali datang ke tempat
tidurnya, memburu malamnya, agar ia bisa bermimpi tanpa harus tertidur.” -
@irfannyhanif.
“Kelak, kita akan saling meminjam
pundak, tak lagi ingin beranjak, seperti yang dengan indahnya mereka ceritakan
lewat sajak.” – Don Juan.
“Dan mengenalmu adalah kebangkitan dalam
hidupku, meski mengenangmu selalu membuatku bersedih.” - @sudjiwotedjo.
“Ketika bersama, aku kehabisan kata.
Ketika berpisah, aku tak berkata-kata.” - @RedhoPal
“Lelaki yang tunduk pada ibunya,
perempuan mana yang tak tunduk padanya.” - @zarryhendrik.
“Kau enggan menatap, membuat hatiku
jalan di tempat. Kau membuat usahaku terlelap, tapi pendirianku tetap.” -
@Robbiakrmn
“Selamat makan, Malam. Minumlah hujan
semabukmu, bayangkan saya larut dalam gelasmu.” - @jokopinurbo.
“Aku suka saat kita berpapasan, ada
jutaan gengsi yang sulit dijelaskan.” - @gagalman.
“Benih-benih kita disemai di ladang
sajaknya. Kelak, cinta yang kan kita tuai sebagai jerihnya.” – Don Juan.
“Mungkin saya sajak yang terlampau
cepat tiba sebelum engkau sempat mengenali judulnya.” - @jokopinurbo.
“Kau adalah tempatku pulang, tempat di
mana bahagiaku didulang, tempat di mana kenangan-kenangan kembali terulang.” –
Don Juan.
“Tanganku menulis tentang perih,
hatiku menulis tentang cinta. Menulis namanya.” - @irfannyhanif.
“Merindukanmu adalah bermimpi dengan
sepasang mata terbuka.” - @hurufkecil.
“Ketika kau tersenyum padaku, aku
menerka-nerka, seberapa dekat aku dengan kebahagiaan.” – Don Juan.
“Kau penyiar, aku penyair. Kau siarkan
cinta di tiap syair-syairku.” – Don juan.
“Langit meredup, lalu aroma hujan
membawamu pada ciuman-ciuman panjang berbentuk ingatan.” – Don Juan.
Tapi
aku
bawakan bunga padamu
tapi
kau bilang masih
aku
bawakan resahku padamu
tapi
kau bilang hanya
aku
bawakan darahku padamu
tapi
kau bilang cuma
aku
bawakan mimpiku padamu
tapi
kau bilang meski
aku
bawakan dukaku padamu
tapi
kau bilang tapi
aku
bawakan mayatku padamu
tapi
kau bilang hampir
aku
bawakan arwahku padamu
tapi
kau bilang kalau
tanpa
apa aku datang padamu
wah !
- Sutardji Calzoum Bachri.
Inikah
Inikah rindu?
Di kala rindu menyerang, dua hati ini ada jauh di seberang.
Adakah aku dalam angan? Tubuhku kau peluk tanpa lengan.
Kau tepuk cinta dengan tangan sebelah,
membuat rindu tak tahu arah.
Inikah sendu?
Di kala hujan datang, ia membasuh senyumanmu
menetes di bibirmu,
jatuh di bibirku.
Inikah kamu?
Datang dengan kecupanmu,
mencukupkanku
Inikah aku?
Separuh diriku, kamu
Separah aku, kehilanganmu
Serapuh diriku, tanpamu
Inilah kita.
Ketika mereka memisahkan kita,
biarlah rindu yang akan memasihkan cinta.
- Don Juan.
“Terus saja selalu mencari yang lebih
baik, maka kau tak akan pernah berlabuh di pemberhentian apapun.” – Don Juan.
“Terserah mau berlayar sampai manapun.
Satu hal, ingatlah untuk berlabuh.” – Don Juan.
“Satu-satunya orang yang paling rela
melepas, adalah ia yang paling kuat mencintai.” – Don Juan.
“Jangankan aku, Tuhan saja tak
berminat kau duakan.” – Don Juan.
“Karena tingkat tertinggi dalam
mencinta adalah keikhlasan.” – Don Juan.
Tags:
The Playboy Stories
0 Komentar