Tapi

Inilah rindu.


Di kala rindu menyerang, dua hati ini ada jauh di seberang.

Adakah aku dalam angan? Tubuhku kau peluk tanpa lengan.

Kau tepuk cinta dengan tangan sebelah,

Membuat rindu tak tahu arah.


Belum selesai melanjutkan puisiku di atas, tiba-tiba terlintas sebuah puisi di kepala. Ini karya Maestro Sutardji Calzoum Bachri. Entah kenapa, puisi ini getir sekali. Aku juga ingin kamu membacanya. Tidak perlu jelas. Tidak perlu keras. Tapi, cobalah resapi dengan deras.



Tapi

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah !

Share:

0 Komentar