Sadar yang Pudar



Matanya, sembab-lembab.
Belakangan aku tahu, akulah bapak dari segala sebab.

Katanya, sesal memahat jahat.
Belakangan aku tau, aku lemah dalam isyarat.

Pikirnya, aku secangkir pahit.
Belakangan aku tau, apa balasanku setelah bersahid.

Harapnya, melupakan dan maju.
Belakangan aku tau, ia berjatuh-kasih dengan yang baru.


Tapi apakah ia tau?


Mataku, sembab-lembab tanpa sebab.

Kataku, sesalmu perihku terima kasih.

Pikirku, pahit tak selalu sakit.

Harapku, pelukan dengan memutar waktu.


Tapi apakah aku tau?

Iya. Aku tahu

Aku sadar yang pudar.










From LDR Garis keras, @Irfannyhanif.

Share:

0 Komentar