Alasan-Alasan Selingkuh yang Tidak Biasa

Keren ya.

Ketika gue ngomongin tema berbau “kesetiaan” di timeline, nggak sedikit dari follovers yang ikut nimpalin twit gue. Dari sinilah gue temukan the awkward moment when playboy talks about kesetiaan. Daripada capek-capek ngomongin kesetiaan, ada baiknya kita ngomongin kesehatian.

Nggak. Gue lagi nggak ngebahas tentang kesehatian. Gue mau cerita tentang perselingkuhan. Iya, semua orang yang denger kata playboy pasti langsung teringat tentang seseorang yang bajingan, tukang mainin cewek, berpindah dengan mudahnya ke lain hati tanpa khawatir menghancurkan perasaan yang ditinggalkan, dan masih banyak lagi. Intinya, playboy dekat dengan kata selingkuh.

Tapi itu dulu. Sekarang, playboy tak lagi menyakitkan. Untuk itulah gue hadir di timeline guna menentramkan hati para perempuan-yang-kalau-bobo-pake-celana-gemes dari rasa cemas dan khawatir akan para lelaki yang hidungnya belang ini.

Kali ini, gue mau sedikit cerita alasan kenapa cowok bisa selingkuh.

Klise kan?

Tenang, kamu nggak akan nemuin hal klise di sini. Kamu nggak akan nemuin alasan cowok selingkuh itu karena nggak setia lah, karena dia tajir lah, karena nemuin cewek yang lebih cakep lah, atau apalah. Karena semua udah pada tau.

Nggak.

Gue cuma mau cerita dari sudut pandang yang agak sedikit berbeda.



STORY 1.

TA-TAPI NEK..

Awalnya, gue selalu mengira bahwa semua yang diawali dengan baik, maka juga akan berakhir dengan baik. Gue juga selalu menganggap bahwa setiap perbuatan yang baik hanya akan mendatangkan sesuatu yang baik pula. Iya, awalnya. Sampai suatu hari gue kenal sama seorang cowok yang sekarang jadi temen baik gue. Pembawaan yang tenang, tutur kata yang ramah, senyum yang hangat, dan selalu mencondongkan badan kearah lawan bicara (tanda kalau dia  interest sama topik pembicaraan) - walau kadang ngerti kadang nggak, selalu memukau lawan bicaranya. Kalau dalam skema TheHandsomology, Lutfi ini adalah seorang playmaker yang tau bener cara mengambil interest seseorang. Banyak dari cewek nyaman dan betah ngobrol lama-lama bareng Lutfi

Dari sanalah Lutfi mulai curhat ke gue kalau hubungan dengan pacarnya jadi sering cekcok. Ceweknya punya pacar bernama Lutfi yang sangat open dan ramah pada semua cewek. Wajar aja kalau ceweknya merasa insecure. Dan dugaan gue perihal hubungan mereka nyaris benar. Ketika Lutfi dan ceweknya berantem, Lutfi nggak merasa bersalah atau tertekan. Setiap Lutfi berantem sama pacarnya, akan selalu ada cewek lain datang untuk Lutfi. Seolah-olah momen-momen Lutfi putus dengan pacarnya udah ditungguin banyak cewek lain.

Ceweknya Lutfi pun juga sempet curhat ke gue tentang masalah ini. Dan polemik berkepanjangan yang terjadi pada hubungan mereka, hanya dia ungkapkan dengan beberapa kalimat. “ Lutfi itu sering selingkuh!! Aku sering liat dia jalan sama cewek lain!!”

Baik sama semua cewek. Inilah yang jadi alasannya. Kadang selingkuh nggak terjadi karena ada niat dan kesempatan. Tapi ini terjadi gitu aja dan nggak disadari. Dari cerita mereka, gue jadi inget masa lalu sendiri, yang gue rangkum dengan beberapa kalimat.


“Dalam urusan cinta, kunci keberhasilan tiap pria berbeda-beda. Namun, kunci kegagalannya selalu sama. Berusaha menyenangkan setiap wanita.”






STORY 2.

Selingkuh? Hell yea, mamam ni jari tengah.


Pernah waktu itu gue buka majalah FHM, dan seketika tercengang. Bukan. Bukan karena ngeliat belahan dada cewek yang terbuka dengan pasrahnya. Bukan. Tapi gue tercengang karena ngebaca suatu kalimat. “Tiada yang paling seksi dari seorang pria selain ketegasan dan kepercayaan dirinya.”

Begitu teringat kalimat ini, entah kenapa gue selalu teringat dengan Raka. Teman gue yang populer dan bersinar pada zaman keemasannya ini, benar-benar mengaplikasikan kalimat bercetak miring di atas. Kalau dari face dan fisik, dia ini nggak qualified bahkan untuk sekedar menebar pesona. Tapi sekali lagi, dia benar-benar membuktikan kalimat bercetak miring di atas.

Begini ceritanya..

Gue kenal Raka ketika menempuh jalan terjal dan berliku di organisasi kampus. Gue yang kalah telak dalam pemungutan suara untuk presiden Mahasiswa Raya, memberi selamat padanya. Begitu gue beri selamat, terjadi perbincangan seperti ini.

Raka:   “Thanks Don, harusnya lo beri selamat ke gue sebelum pemilihan dilakukan.”

Gue:    “Lho, kenapa?”

Raka:   “Karena gue udah merasa menang jauh sebelum pemilihan ini dilakukan.”

Gue:    *pura-pura nggak denger*

Gue juga mengira sifat overly-man attached yang dimiliki Raka hanya sebatas organisasi kampus. Tapi juga dia aplikasikan ke dalam perih dan perihal cinta. Dia menjadi pemimpin karena sifat tegasnya dan kepercayaan dirinya. Dan mencoba menaklukan banyak wanita juga dengan dua sifat di atas. Gue yang mengamati gerak-geriknya dari jauh, cuma bisa berkata, “Lo nggak akan dapet cewek dengan sifat yang seperti itu.”

Gue salah besar.

Dia membuat seolah-olah setiap lingkungan di mana dia berpijak, menjadi pasar yang akan membuat dirinya laku keras. Dicari banyak orang. Dan sekali lagi, dia membuktikannya. Dia berhasil memacari banyak cewek entah motifnya apa. Begitu ada cewek yang dia rasa cakep masuk ke lingkungannya, dia akan berusaha mendekati cewek itu dan nggak segan-segan untuk memacari apapun konsekuensinya.

Karena gemes, gue langsung tanya kenapa dia melakukan hal ini. Dan sekali lagi, jawaban overly-man attached-nya keluar. “Gue merasa mampu macarin dia, Don.”

Merasa laku keras di pasaran. Mungkin ini alasannya. Kadang selingkuh bukan cuma karena ada niat dan kesempatan dari pelaku, tapi juga dari adanya  kemampuan pelaku untuk melakukannya.


Tepuk tangan.




STORY 3

Gue punya teman seorang cewek, sebut saja Marrie Ane Fritz-Gerald. Semenjak dia sering diselingkuhin sama cowok-cowok bertipe seperti dua cerita di atas, dia terlihat menjaga jarak untuk cinta yang banyak lelaki coba tawarkan padanya. Gue selalu bertanya tentang tipe cowok yang Marrie Ane Fritz-Gerald ini idam-idamkan. Dan dia selalu mendambakan cowok yang setia.

Gue yang udah lama menjadi temannya, selalu bilang gini. “Setia itu hasil akhir. Setia itu diproses oleh waktu. Air mata yang akan membawanya. Jadi, mendamba kesetiaan di awal-awal membangun hubungan adalah hal yang terlalu naif.” Dan setiap gue ngomong gini, tatapannya selalu berkaca-kaca.

Hari berganti hari, senja demi senja, bulan berganti bulan, dan tahun-tahun berganti tahun, dia juga masih sendiri. Untuk ukuran cewek se-aduhai Marrie Ane Fritz-Gerald, ini adalah sebuah masalah besar buat para cowok yang datang dan pergi dengan wajah parau karena proposal cintanya nggak ada yang di-acc sama Marrie Ane Fritz-Gerald.

Gue yang udah lama menjadi sahabatnya, selalu bilang gini. “Jika kamu mencari cowok yang sempurna dalam kesetiaan, kamu nggak akan pernah menemukannya. Kamu juga harus berjuang untuk menjadikannya setia padamu.” Dan air mata yang mengalir dari tanggul matanya, adalah balasan dari kalimat gue barusan.

Saat itu pacar gue sangat memaklumi keberadaan Marrie Ane Fritz-Gerald di dekat gue. Pacar gue ngerti kalau Marrie Ane Fritz-Gerald ini adalah seorang teman.

Dari sini, sebuah kejadian angkara-nestapa-durjana bermula.

Karena gue nggak pandai bercerita, endingnya pun dengan sangat mudah dapat ditebak.

Malam itu, Marrie Ane Fritz-Gerald ngajak gue nemenin dia untuk beliin sesuatu untuk orang yang katanya sih dia suka. Melihat Marrie Ane Fritz-Gerald yang akhirnya bisa move on, gue pun bersemangat untuk menemaninya.

Dia:     “Don, cowok itu senengnya kalo dikasi hadiah apa ya?”

Gue:    “Ya, tergantung. Gebetanmu itu hobinya apa?”

Dia:     “Dulu, waktu pacar kamu beliin sesuatu buat kamu, dia ngasi apa?”

Gue:    “Oh, dia sih ngasi buku novel, puisi, atau buku-buku lainnya. Soalnya dia tau aku suka baca buku.”

Dia:     “Selain itu?”

Gue:    “Emm, dia juga sering ngasi CD musik. Wajar aja, dulu aku ketemu dia kan di toko kaset. Hehe.”

Akhirnya dia membeli buku “My stupid Boss” dari seri 1 dan 2. Gue juga nemenin dia ke Disc Tarra, dia beli CD dari Album Berlayar-nya Sheila On 7.

Gue:    “Kamu yakin gebetanmu suka sama hadiah-hadiahmu ini.”

Dia:     “Yakin dong.”

Kemudian Marrie Ane Fritz-Gerald ngajak gue makan di takoyaki. Lalu kami duduk berhadap-hadapan. Sambil mengunyah takoyaki secara nggak santai, gue melihat Marrie Ane Fritz-Gerald menatap gue dengan tatapan berkaca-kaca.

Gue:    “Kamu kenapa? Kok sedih gitu?”

Dia:     “Ini.. buat kamu.”

Dia nyerahin dua buku dan satu CD musik yang barusan dibeli.

Gue:    “Hah, maksudnya? Lho, ini kan buat gebetanmu?

Dan di sinilah dia menangis terisak-isak.

Gue nggak mampu meneruskan lanjutan perbincangan di atas.




Ternyata, selama ini Marrie Ane Fritz-Gerald nungguin gue. Dan alasan mengapa dia nungguin gue bertahun-tahunlah, yang memaksa gue ngucek-ngucek mata karena begitu gengsinya menjatuhkan air mata.

Dia jatuh cinta sama gue karena di matanya, gue adalah cowok yang setia. Gue udah pacaran nyaris tiga tahun sama pacar gue saat itu. Marrie Ane Fritz-Gerald ingin gue melakukan hal yang sama ke dia, seperti apa yang gue lakukan ke pacar gue saat itu. Dan tentunya Marrie Ane Fritz-Gerald ingin gue putus dengan pacar gue. Marrie Ane Fritz-Gerald memiliki logika kalau gue bisa membina hubungan selama itu, berarti gue juga bisa membangun hubungan yang lebih lama dengannya.

Hari itu, gue akhirnya ngerti kalau cinta emang absurd dan  nggak pake logika.
Ada cewek pengin ngerebut cowok orang karena cowok itu terbukti setia sama pacarnya?

Mungkin itu alasannya.


Dan hal yang paling absurd adalah ketika ada orang yang nulis tentang bagaimana mencegah perselingkuhan, nulis tentang fakta-fakta perselingkuhan, dan alasan-alasan selingkuh yang nggak biasa....
juga malah ikut selingkuh.


Ya, akhirnya gue yang nulis postingan yang kalian lagi baca ini, ternyata juga selingkuh.

Gue selingkuh dengan Marrie Ane Fritz-Gerald.





from  Don Juan


Share:

0 Komentar