Valentine itu Haram?
Kembali ke jaman
Romawi, tahun 200-an masehi, di bawah tirani pemerintahan Claudius II, di mana
orang-orang kristen dianiaya dengan bengis dan dipenjarakan di bawah tanah, tersiar
3 kisah yang ramai diperbincangkan. Kisah pertama dari seorang imam terkenal
yang dengan sengaja ingin dipenjara. Ia ingin disiksa juga seperti kaum
proletar. Imam masokis ini memang terdengar absurd, ketika orang lain ingin
selamet, imam ini malah pengin disiksa. Ternyata, aksi tersebut ia lakukan
untuk menyusul perempuan yang ia cintai. Karena ketauan bergaul dengan rakyat
jelata dan menjalin kasih, pemerintahan Claudius II menjatuhi imam tersebut
dengan hukuman mati.
Kisah yang
kedua, berasal dari seorang uskup dari Terni. Ia juga disiksa dan pada akhirnya
dipenggal karena ketahuan melanggar sumpah keuskupan. Dan lagi-lagi yang jadi
biang keladinya adalah cinta. Sang uskup ketahuan menjalin cinta terlarang
dengan perempuan yang tidak jelas asal-usulnya.
Kisah yang
ketiga, juga berasal dari kisah seorang imam terkenal dari Genoa. Sang imam
ketahuan menikahkan pasangan di Genoa, yang katanya melanggar aturan pernikahan
di masa pemerintahan Claudius II. Imam yang kurang beruntung ini berani
melanggar aturan pernikahan yang telah ditetapkan karena terharu melihat kisah
cinta sepasang anak muda yang meminta dinikahkan olehnya. Dan endingnya sudah
bisa ditebak, sang imam dan pasangan yang dinikahkan lagi-lagi dihukum mati.
Ketiga kisah
tersebut terjadi pada tanggal 14 Februari.
Ketiga imam itu bernama, Valentine.
Pada tahun 496,
Paus Gelasius I menyatakan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk memperingati
Santo Valentine.
Kisah
di atas gue iseng baca dari situs sains, LiveScience.
Valentine hari ini dikenal sebagai hari kasih sayang. Menurut gue, hari
kasih sayang yang diharamkan para pejuang
khilafah ini, diadaptasi dari perjuangan imam dan
uskup yang dihukum mati gara-gara berjuang atas nama cinta. Dan coklat dikenal sebagai hadiah dari perayaan ini.
Selain
diperingati sebagai hari kasih sayang, tanggal 14 Februari juga dikenal sebagai
hari haram di sosial media. Terutama di twitter, Valentine adalah ajang untuk
debat kusir tentang halal dan haram. Umat non kristen, yaitu muslim, melarang
keras perayaan ini dirayakan oleh umatnya. Nabi Felix Siauw pun sudah bersabda
bahwa umat muslim yang merayakan Valentine adalah kafir dan bergelimang
kemudharatan.
Gue
yang terkenal religius pun, setuju bahwa perayaan Valentine itu, HARAM.
Kok
bisa?
Jika Valentine itu haram, maka kita harus berteduh dari segala kasih sayang yang datang. |
=======
1.
Valentine
itu Bikin Celaka
Valentine
itu berbahaya untuk diperingati. Ada sebuah cerita mengenaskan tentang
valentine yang berhembus di sekolah gue waktu SMA. Konon, ada seorang cowok
yang sampai dirawat di rumah sakit karena
turut serta merayakan valentine. Alih-alih mendapat bahagia, cowok itu malah mendapat
petaka. Siang itu, sepulang sekolah, sang
cowok berencana menyatakan cinta kepada gebetannya. Sang
cewek yang rencananya mau
dikasih coklat sudah berada di ujung jalan untuk menunggu kopaja. Coklat
premium yang agak sedikit leleh di saku celana pun sudah siap untuk diberikan
kepada sang cewek. Panik karena takut keburu naik kopaja, sang cowok pun berlari
ke arah cewek tersebut dan memanggilnya
agar tak lekas menaiki kopaja.
Tiba-tiba,
terdengar alunan musik,
“SUSU MURNIII~ NASIONAL~”
BRAAAK.
Si
cowok ketabrak gerobak susu murni nasional.
Si
cewek nggak denger dan berlalu gitu aja naik kopaja.
Batal ngasih coklat ke
gebetan.
Cowok itu, gue.
Berakit-berakit
ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit buat ngasih coklat ke cewek,
malah ketabrak gerobak susu murni nasional kemudian. Cinta tak diraih, kasih
sayang di hari valentine tak didapat. Semenjak itu, gue jadi kesel sama
valentine dan gue suka trauma kalau denger alunan
“SUSU MURNIII~ NASIONAL~”. Semua hal yang mendekatkan pada celaka, pastilah haram hukumnya.
Berarti, valentine itu
haram.
2. Valentine itu Pemborosan
Dari segi ekonomi, biaya yang diperlukan
untuk merayakan valentine tergolong mahal jika tujuannya hanya untuk mendapat
kasih sayang. Semakin jomblo seseorang, biaya yang diperlukan untuk membeli
coklat semakin mahal. Sebut saja sebatang coklat silverkuin harganya sepuluh
ribu rupiah, lalu berapa biaya yang dibutuhkan untuk membeli 5000 batang
silverkuin?
Ya,
50 juta rupiah.
Mahal,
kan?
Daripada membeli coklat sampai 50 juta
rupiah, alangkah lebih bijak jika uang itu dihabiskan untuk membeli semua buku
karya Nabi Felix Siauw, dan semua seminar yang diadakannya. Tiket surga sudah
di tangan dan Felix Siauw pun kaya raya. Oh iya, jangan lupa disisihkan
sebagian uangnya untuk membeli tiket DWP. Biar saban hari meneriakkan anti
demokrasi dan tegakkan khilafah, lagunya ya harus tetep Skrillex, dong.
*Dzikir
diiringi lagu Scary Monster and Nice Sprites*
Membeli coklat seharga 50 juta itu pemborosan, pemborosan
itu adalah sifat yang mubadzir, sedang mubadzir itu temannya setan, dan setan
dekat perbuatan tercela, dan perbuatan tercela sudah tentu diharamkan.
Kesimpulannya,
valentine = haram.
3. Valentine tidak tercantum di dalam Quran
Sudah
bukan menjadi barang baru jika perayaan valentine tidak tercantum di dalam Quran
dan tentunya bukan perayaan yang biasa dirayakan oleh nabi. Selain valentine,
aksi makan coklat berjamaah juga tidak tercantum dan tidak dijelaskan. Aksi membeli coklat
di indomaret yang harga di display 10 ribu tapi pas di kasir tau-tau harganya
jadi 15 ribu, juga tidak dijelaskan di Quran. Memberi coklat kepada orang yang
kita sayang pun tidak tercantum dan bukan kebiasaan Nabi. Daripada memberi
coklat, lebih baik memberi sedekah kepada kaum dhuafa dan ibuk-ibuk gendut yang suka minta-minta di parkiran indomaret.
Betul,
tidak? (intonasi A’a Gym)
Semua yang tak ada dan tak
tercantum di dalam Quran, jika menurut panutan kita semua, Yang Maha Felix
Siauw, adalah haram hukumnya.
Berarti,
fix valentine itu haram.
Harus
setuju, tidak boleh tidak.
4. Valentine adalah Pintu Menuju Kemaksiatan
Sebagai
anak muda yang menjunjung tinggi amar maruf nahi mungkar, jalan menuju
kemaksiatan pun harus dimusnahkan. Salah satu jalan untuk mengetuk pintu
kemaksiatan adalah, dengan memberi coklat.
Kok
bisa?
Coklat
adalah makanan yang tergolong afrodisiak.
Makanan afrodisiak adalah makanan yang kalau dikaji secara cocoklogi, adalah makanan haram. Yaitu makanan yang mampu
meningkatkan gairah seksual. Selain coklat, daging kepiting, daging kambing, daging kuda, dan paha mulus mahasiswi, adalah makanan yang bisa bikin udin menggeliat di luar akal sehat.
Lalu, apakah dengan
memberi coklat langsung bisa dikatakan haram?
Oh, ya jelas dong haram. Kalau
tidak percaya, ambil sebatang coklat yang sudah kamu hias dengan pita berwarna
pink, kantongi di saku celana, lalu berangkat ke Sarkem, Dolly, atau Alexis.
Setelah puas, beri beberapa lembar uang seratus ribu kepada cewek yang kamu gunakan, lalu keluarkan coklat yang
sudah kamu beli di indomaret, lalu bilang,
“Met Valentine ya, Mbak.”
Fix, Haram.
Valentine membawa kamu ke jurang kemaksiatan. Dan segala hal yang
berujung pada maksiat, sudah tentu haram.
Valentine =
haram.
=======
Gimana,
menurut kamu, valentine itu haram atau halal? Ya, terserah saja bagi yang
menganggapnya haram maupun halal. Semua sah-sah saja. Jika mengatakan haram,
sudah tentu harus masuk logika seperti logika gue di atas.
Jangan teriak
valentine itu haram, gara-gara nggak ada yang ngasih coklat.
Jangan juga
teriak valentine itu haram, tapi begitu idol atau oshi-nya ngucapin selamat
valentine di timeline, ya dipencet favorit juga.
Jangan..
Tags:
Filosofi kacang
2 Komentar
mulai paham arah pemikiranmu cuy..
BalasHapusPola pemikiran, jalan logikanya kereeen abis! Hehe
BalasHapus