Sesuatu yang membentang di antara kita.
sesuatu yang membentang di antara kita..
Benar dugaanku, seperti
ada yang janggal di antara hubunganku dengannya.
Seperti ada sesuatu yang
membentang dan menjauhkan
.
Seperti ada sesuatu yang
merentang dan memisahkan.
Dia memang
kemana-mana selalu bersamaku. Dia yang dimana ada aku, di situ dia berpijak.
Dia yang dimana bersama senyumannya, di
situ aku bersajak. Sampai belakangan kusadari bahwa aku tak pernah nyata
menemaninya. Waktu-waktu yang banyak kuhabiskan bersamanya hanyalah sebuah
rutinitas.
Ketika aku menatap
wajahnya, kulihat tak ada aku di dalam pandangannya.
----
Sudah lama ya
aku tak berjumpa dengan kalian via blog. Bahkan sesekali aku bermasalah ketika
memasukkan password. Aku memang sering lupa password yang kubuat. Tapi soal
kangen, tak sedetikpun aku lupa.
Ternyata
benar, password blogger-ku ada kata ‘kangen’ di dalamnya. Itulah mengapa aku
bisa menulis lagi di sini. Kamu penyebabnya.
Aku harus bilang Wow
untukmu. Harus.
Kali ini, aku,
Don Juan, yang belakangan hobi menggombali kalian, menulis tentang Sesuatu yang membentang di antara kita.
JARAK.
Jarak itu ada dua. Jarak
yang kasat mata dan jarak yang tak kasat mata.
JARAK KASAT MATA
Jarak kasat mata adalah jarak yang sejatinya
dapat dilihat mata, seperti beda kota, beda pulau, beda negara, dan beda
pendapat ketika di telepon. Inilah yang membuat kita Lelah Dijamah Rindu, yang
membuat kita Luka Dan Risalah, dan yang okelah membuat kita Long Distance
Relationship. Semua hanya via kata, terlampir dalam suara, dan terhalang
koneksi.
Mau tak mau, aku harus
memasukkan LDR ke dalam sebuah hal yang memisahkan.
Kita satu hati, namun tak
satu pelukan.
Tunggu
sebentar. Sebelum aku diamuk para pengguna LDR, jarak kasat mata hanyalah
memisahkan raga. Kekuatan cinta tak dipisahkan oleh raga. Bahkan sinyal cinta
tak terhalang kresek-kresek hujan, tak bias disamarkan selat, gunung, dan
samudera. Ya, tak terpaut jarak. Itulah yang disebut dengan kangen.
Ya, kangen
adalah sinyal yang cinta berikan untuk mendekatkan sesuatu yang membentang di
antara kita.
Bagi pengguna LDR, “Kata melipat
jarak menjadi Kita.”
“Puncak kangen paling
dahsyat ketika dua orang tak saling
menelepon, tak saling SMS BBM-an, dan lain-lain tak saling, namun diam-diam
keduanya saling mendoakan.”
Begitulah sabda yang
dilontarkan Don Tedjo kepada aku, kamu, dan dirinya.
Berbahagilah, jarak yang
satu ini tak benar-benar memisahkan kita.
JARAK TAK KASAT MATA
Inilah yang
sering kualami, atau mungkin yang kau alami dengan dirinya. Ya, ada jarak yang
tak terlihat merentang dan menjauhkan kita.
Ya, jarak tak
kasat mata adalah jarak yang timbul karena beda agama, beda rasa, beda
kebudayaan, dan beda hati.
Bagiku,
pacaran beda agama adalah sebuah Long distance relationship. Berkali-kali aku
kandas di persimpangan jalan untuk persoalan ini. Awalnya, perbedaan-perbedaan
yang ada di antara kami kuanggap justru mengasyikkan. Banyak toleransi yang
dapat kupelajari. Namun, ada hal lain yang mengganjal. Seperti ada tembok yang
semakin tebal dan jarak yang semakin jauh seiring seriusnya hubungan kami. Tak
semua orang mampu mentolerir perbedaan yang satu ini. Alhasil, restu lagi-lagi
menjadi biang keroknya. Benar-benar jarak yang memisahkan..
Beda rasa. Ini
juga adalah jarak yang membentang dan membatasi gerak suatu hubungan. Rasa-rasa
ini muncul akibat akumulasi jenuh yang telah lama dipendam. Ketika jenuh itu datang
setelah sekian lama menjalin hubungan, biasanya kita memilih untuk memendamnya
ketimbang membicarakannya dengan kekasih. Berharap jenuh itu hilang suatu hati
nanti. Setelah aku tersadar, aku sudah tak ada lagi di dalam pandanganmu. Entah
ada orang lain yang mengisi, entah tidak, ini benar-benar memisahkan.
Ini juga
terjadi saat dulu aku mengatakan cinta padanya, namun dia menolaknya. Esok
harinya, aku dan dia tak pernah seakrab dulu lagi. Kata-kata cinta yang aku lontarkan
membuat GAP di antara aku dengannya.
Entahlah, aku tak melihat
ada jarak di tengah kita. Faktanya, aku dan dia sangat jauh. Jauh sekali.
Aku di dekatmu, tapi aku
merasa jauh.
Kukira kita sehati,
nyatanya beda hati.
Aku yakin cinta kamu, kamu
yakin cinta yang lain.
Jarak yang tak dapat
dilihat seperti silent killer. Dia
membunuh dalam diam. Tanpa disadari.
“Jarak tak pernah memisahkan. Ketidakadaanku di dalam
pandanganmu yang sejatinya memisahkan.”
Tags:
The Playboy Stories
0 Komentar