AADC: Ada Apa Dengan Civil War?
Civil
War baru tayang tanggal dua enam kemarin, dan gue pengin cerita banyak. Tapi
tenang, gue nggak pandai untuk me-review sebuah film dan gue juga nggak pengin
ngasi spoiler apapun. Walau gue tau, anak twitter jaman sekarang tuh masih
banyak yang nggak bisa bedain mana spoiler mana review. Ada orang yang bilang,
“Eh tau nggak, tameng Captain America kalo dilempar bisa balik lagi loh.” terus
langsung dicaci-maki karena dianggap ngasi spoiler.
Sekuel
Captain America yang ketiga ini berhasil membuat gue – yang notabene awam
banget soal film – kembali terpukau.
Berbeda
nggak kayak serial superhero pada umumnya, yang punya villain atau alien sebagai musuh utamanya, Steve Rodgers, dari
sekuel pertamanya The First Avenger
hingga di sekuelnya yang ketiga Civil War,
selalu berurusan dengan politik dan musuhnya bukanlah Alien. Isinya
intrik-intrik dan perpecahan yang timbul dari dalam. Tentunya juga dihiasi dengan sepak terjang, lari, tabrak, dan
lempar-lemparan tameng bulatnya.
Intrik-intrik
politik di setiap sekuelnya – walau gue tau jika dibandingkan dengan genre
crime bisa dikatakan sangat sederhana – sangat menarik untuk ditonton mengingat
Captain America sejatinya adalah film laga. Ini lah yang menjadi nilai lebih jika
dibandingkan dengan film superhero lain yang mayoritas cuma adu pamer kekuatan.
Masih
ingat film Man of Steel? Itu benar-benar film yang isinya pamer kekuatan.
Ngancurin ini itu dan duel yang sangat lama sampe gue capek nontonnya. Atau adu jotos antara Batman dengan Superman? Di
sana kita bisa dengan mudah menemukan kekuatan-kekuatan yang sangat mentereng dari
Superman. Kota hancur begitu aja kayak ngeliat mantan udah jadian lagi dengan
yang lain, sementara Batman cuma bisa liat dari bawah reruntuhan gedung sambil
menyimpan dendam.
Lalu,
apa sih kekuatan yang dimiliki Captain America?
Walau
nggak ngikutin komiknya, sebagai orang awam yang tau bahwa Captain America cuma
bermodal wajan mamang nasi goreng tameng pas berantem, gue cuma ngedumel
dalam hati, “Anjir, ini orang kayaknya nggak bahaya-bahaya amat deh, paling
benjut doang kalo kesambit tameng.”
Jadi
ya gitu, Steve Rodgers ini kuat di stamina, lari, lompat, sama nabrak. Adegan
ini bisa kamu temukan di sekuel keduanya, Winter
Soldier. Di mana Rodgers ngejar Winter Soldier dari dalam gedung hingga ke
atap gedung, menerjang tiap tembok gedung untuk motong jalan. Ya, tembok
ditabrak-tabrakin..
Kehebatan
keduanya, Rodgers ternyata jago main Frisbee.
Di tangan Rodgers ada semacam alat seperti magnet yang akan menarik kembali
tameng bulatnya yang udah dilempar. Kehebatan Rodgers yang ini makin matang di
sekuel ketiganya, Civil War. He is
throwing his shield like a boss. Kamu akan menemukan ada tiga hingga lima
orang benjut cuma dengan sekali lempar.
Keren..
Kehebatan
ketiganya, ya gitu, Rodgers ini kuli. Dia memang nggak punya healing ability kayak Deadpool atau
Wolverine, dia bisa berdarah, tapi ya gitu, cuma ngos-ngosan aja. Dia juga
nggak bisa benjut atau bonyok. Ini dia buktikan ketika adegan berantem di lift.
Dia jatuh dari lantai 30, mecahin banyak kaca dan mendarat di aspal pake
tamengnya. Dia ngos-ngosan selama tiga detik, terus lari lagi. Ya itu di sekuel
keduanya, Winter Soldier. Dan ketika kamu nonton Civil War, kamu akan liat
betapa ngos-ngosannya si Rodgers ini..
Kehebatan
keempatnya? Ya, Rodgers ini ahli strategi dan sangat loyal kepada anak buahnya.
Rodgers ini memang tentara beneran dan cukup polos. Di sekuel pertama The Avenger,
keliatan banget bahwa Rodgers ini kalah jauh dari Hulk apalagi seteru utamanya,
Ironman. Tapi dia yang ngatur-ngatur kalau perang. Maklum, paling tua dia..
Untuk
ukuran hero yang punya pengaruh besar di Marvel, bahkan menjadi Avengers yang
pertama, kekuatan Rodgers ini memang terlihat biasa aja.
That’s why I like him.
He is just human with tenaga kuli..
Di
sekuel ketiganya, Civil War, Rodgers lagi-lagi bermasalah dengan hal-hal
politis dan penuh intrik. Musuh yang dilawan pun nggak main-main, bukan alien
atau hydra, tapi temen sekaligus rival abadinya, Tony Stark.
Ada
apa dengan Civil War?
credit to: @pipis |
=====
Gue
jadi makin benci Tony Stark setelah tau apa yang terjadi di Civil War. Ini adalah
konflik antara prajurit tentara dengan kontraktor senjata tentara. Civil War
ini sebenernya udah diduga banyak orang sebelumnya. Dari jaman Avengers
pertama, Rodgers dan Stark selalu berseteru. Perbedaan sifat dan idealisme
antar mereka yang kontras selalu memicu mereka untuk bersitegang.
Di
Avenger Age of Ultron pun, mereka kembali bersitegang. Nggak Cuma Rodgers, Hank Pym sang founder Antman --yang kali ini Antman-nya menjadi cameo di Civil War, pun dulunya punya masalah sama
keluarga Stark. Scarlet Witch, Wanda, yang diperankan begitu embem oleh Elisabeth Olsen
juga pernah bermasalah dengan Tony Stark. Keluarga si embem Wanda menjadi korban invasi
senjata perusahaan Stark.
Permasalahan-permasalan
yang terjadi akibat adanya Avenger dan banyaknya bekgron sakit hati atas apa
yang telah Stark perbuat, memicu perang sipil. Di peliknya tuntutan Negara akan
banyaknya kerugian yang dibuat oleh Avenger dan Tony Stark di masa lampau,
membuat Ironman – untuk yang kesekian kalinya, terlihat menjadi tokoh utama bahkan pada
sekuel yang seharusnya menjadi panggung bagi Steve Rodgers.
Dan
di sinilah apa yang paling gue suka dari Civil War: Steve Rodgers berusaha
mati-matian taking his stage back.
Gue merasakan betapa ngos-ngosannya Rodgers untuk membuktikan bahwa ini adalah panggungnya.
Di
sini juga pertanyaan besar gue terjawab, “Emang kalau Captain America berantem
sama Ironman yang menang siapa? Pasti Ironmah lah.” Ternyata, Captain America
itu biasa aja mukul besi pake tangan kosong. Gue jadi tau bahwa Captain
America itu nggak lemah-lemah amat. Jujur, gue seneng banget ngeliat perseteruan antar mereka. Gue happy ngeliat mereka saling menghancurkan dari dalam. Buat gue, they are not supposed to be together, just let them fight and hate each other.
Selain
Ironman dan Captain America, karakter lain yang punya role penting adalah
Winter Soldier. Sangat menarik menyaksikan aksi-aksi dari sohib lamanya Rodgers yang dingin dan sok cool ini, mukul-mukulin Ironman. Dan Civil War ini jadi makin meriah dengan adanya
karakter baru seperti Black Panther, yang digambarkan sebagai seorang yang sangat wise seperti Vision. Kemudian Ant-man sang maling slengean yang mengidolakan Captain America, dan.. oh well, Spider-man yang kemunculannya sangat hype di trailer awal yang diperankan oleh Peter, spoiled brat. Semuanya keren
dengan cara khas masing-masing.
Eh
nggak deng, kekecewaan terbesar gue di film ini ada dua, Spider-man dan Zemo.
Sebagai penikmat Spider-man dari generasi Tobey sampe Andrew Garfield,
Spider-man kali ini buat gue sangat mengecewakan. My childhood ruined..
Siapa
itu Zemo? Di film yang akan kamu tonton ini, kamu akan temukan bahwa ternyata ada yang
lebih buruk dari Lex Luthor di BvS. Perannya dimainkan secara biasa aja padahal
dia memegang role penting. Dan buat gue, Zemo ini diceritakan terlalu sederhana
dan ending-nya pun lebih sederhana dari nama nyokapnya Superman dan Batman. Lebih
sederhana dari wasap nggak dibales tapi ngetwit jalan terus.
Di
film ini juga, kamu bisa temukan bahwa Tony Stark bukan satu-satunya yang
paling tajir di Avengers. Ada hero lain yang nggak kalah tajir dan nggak kalah
canggih peralatan tempurnya. Dan yang gue suka, pada akhirnya dia stands on
Rodger’s side..
Lewat
film ini juga, untuk yang kedua kalinya, Rodgers ingin memberi pesan bahwa
perpecahan dan musuh terbesar bukanlah berasal dari luar, melainkan dari dalam.
Begitu mudahnya mengalahkan seseorang dari dalam, lewat masa lalu, dan
disebarkan lewat dendam.
Di
menit-menit akhir film ini, gue jadi teringat bahwa kisah-kisah cinta gue
runtuh bukan disebabkan oleh pihak ketiga maupun dari luar, melainkan dari
dalam. Yaitu perbedaan agama. Rusaknya mahligai pacaran gue perlahan dipicu
dari perbedaan ini, pelan-pelan, dari dalam..
Dan
tentunya, dari kita yang teguh memegang ego masing-masing karena merasa paling
benar. Seperti yang dilakukan Tony Stark dan Steve Rodgers.
Terakhir
dari gue, Captain America is getting
better and better. Sangat layak kamu tonton walaupun kamu fans Manchester
United.
Two thumbs up!
0 Komentar