4 Alasan tidak datang Reunian

Kata orang, yang berlalu biarkanlah berlalu. Kita hanya bisa menatap ke depan, tanpa bisa kembali ke belakang. Itu klise. Coba liat kembali sms-sms yang dulu pernah terjadi. Coba liat lagi chat history YM, BBM. Coba liat lagi mention-mention yang dulu pernah saling menghiasi tab mention. Coba liat lagi chat, wall, inbox di Facebook yang pernah saling terjadi di antara kalian. Coba liat lagi foto-foto hasil tag di Facebook yang belum kehapus, coba liat lagi twitpic-twitpic yang pernah dimention.

Coba liat lagi..

Kalau kamu liat dan bacanya sambil senyum-senyum, mungkin kamu sedang kangen. Kangen momen-momen berdua, momen-momen ketawa bersama, kangen momen-momen ketika tak pernah terbayangkan jika harus seperti sekarang, kenyataannya.

Yes, chat history is time machine.

Kemarin, gue tanpa disengaja login Facebook. Ngeliat foto-foto jaman dulu, ngeliat waktu muka gue masih belum tertata rapi, waktu muka gue masih seperti tukang ojek payung keliling, dan waktu rambut gue masih belah tengah. Hebatnya, dengan semua atribut penampilan gue yang seperti itu, gue masih mampu hidup sampai sekarang.

Tepuk tangan.

Selain itu, gue juga ngeliat foto-foto yang di-tag ke gue, foto-foto reunian sama temen SMA, waktu buka puasa bersama tahun kemarin.

Iya, reunian.

Seperti halnya LDR, Long Distance Reunian, acara temu kangen yang dibarengi dengan buka puasa bersama ini, nggak akan pernah dihadiri oleh semua teman, teman yang dulu selalu ada di samping gue, di samping gue saat memanjat pagar kantin belakang sekolah pas cabut sekolah, di samping gue waktu gue dipalak sama anak STM di Metromini, dan bahkan ada di samping gue ketika nonton Aksi_Hot_Siswa_SMA_.3gp lewat henfon saat pelajaran BP. Akhir cerita, kami kecewa berat karena video Aksi_Hot_Siswi_SMA_.3gp itu cuma video siswi SMA yang lagi bete sambil kipas-kipas di kelas karena nggak ditraktir makan sushi dan AC kelas mati mendadak.

Pokoknya, nggak semua teman bakal hadir saat acara temu kangen atau reunian.

Entah harus dengan teori apa menjelaskannya, pokoknya gitu.

Beberapa teman gue yang dulu gila-gilaan bareng, sore itu nggak datang. Acara makan bareng yang berlangsung di Solaria PIM itu pun tidak seperti yang gue ekspektasikan. Tiada yang abadi di dunia ini. Libur panjang Lebaran aja nggak abadi. Kebersamaan pun juga gitu, nggak abadi.

Setelah melakukan investigasi dan penelusuran lebih lanjut, gue mensinyalir bahwa orang yang nggak datang pas reunian, dikarenakan hal-hal berikut ini:


1) Belum sukses

Udah bukan barang baru kalau yang namanya reunian, pasti juga dijadikan ajang pamer kesuksesan atau kekayaan terselubung. Lama tidak jumpa, begitu bertemu turun dari mobil mercy, melangkahkan kaki keluar dari mobil itu secara anggun, dan berjalan menuju tempat ngumpul sambil menelfon rekan kerja untuk proyek besar real estate. Behh..

Hal ini lazim terjadi di pihak cowok. Siapa yang nggak mau sama cowok mapan dan sukses? Jangankan cewek, cowok aja mau kok. Makanya jangan heran kalau banyak cowok tiba-tiba jadi gay mendadak.

Waktu gue meminum jus stroberi saat buka puasa bersama itu, salah satu teman gue, Rahmad, yang duduknya tepat di sebelah kiri gue, tiba-tiba henfonnya berbunyi. Iphone 4S pun menyeruak keluar dari saku kemejanya. Saat itu, iPhone 4S memang sedang menjadi primadona di pasar henfon pintar dunia. Selain henfonnya yang mewah, pembicaraan si Rahmad pun tak kalah mewah. Berikut kutipan pembicaraan yang terekam di ingatan.

“Hallo selamat sore Pak Bayu, gimana buka puasanya, Pak?” Balas Rahmad ke sapaan halo penelfon itu.

“Oh belum mas, saya belum buka, masih di jalan. Jadi gini mas Rahmad, itu stok barang di pabrik sudah habis dikirim, kita bikin lagi apa tunggu design baru, Pak?” Terdengar suara balasan dari henfonnya Rahmad.

“Design yang ada dicetak aja dulu , Pak. Nanti kalau design yang baru udah rampung, saya ke sana.”

“Cetak 50 dulu , Pak?”

“Oh jangan, jangan 50, langsung cetak 300 aja.” Balas Rahmad lagi.

“Tapi ongkos naik cetak hari ini cuma cukup buat 50 barang pak.” Jawab bapak yang yang menjadi lawan bicara Rahmad di kening henfon.

“Oke, abis buka puasa, nanti saya transfer 12 juta dulu, sisanya saya bayar beberapa hari lagi.”

“Oke pak, sore ini naik cetak pak.”

Telfonnya udahan.

Gue cuma bisa diam sambil menerka-nerka bisnis apa yang sedang digeluti Rahmad saat itu. Setelah teman-teman gue yang lain ikut bertanya, akhirnya terkuak juga kalau Rahmad adalah seorang pebisnis konveksi. Dia bikin kaos dan garment lainnya. Sedang Pak Bayu yang menjadi lawan bicaranya tadi, adalah karyawan yang bertanggung jawab di pabrik konveksinya.

Umur 20 tahun sudah mempunyi  karyawan?

Ini patut ditiru.

Itu yang bagian suksesnya. Yang belum suksesnya?

Yang lain sudah diwisuda dan bekerja pada masing-masing keahliannya, sedang beberapa ada yang masih belum wisuda. Jangankan wisuda, ngerjain skripsi aja belum. Ya, belum kepikiran.

Mungkin itu juga yang menjadi alasan malas untuk datang reunian.


2) Gendutan

The difference.


Kalau yang ini lazim terjadi di antara kaum cewek. Entah harus dengan hukum Newton ke berapa untuk menjelaskannya, persaingan kecil-kecilan berat badan kerap terjadi di lika-liku persahabatan mereka.

Di sela-sela rasa lapar gue ditelan steak lada hitam, Anita, sebut saja begitu, baru datang ke acara buka puasa bersama kami sore itu. Anita terlambat.

“Eh sorry ya telat, soalnya tadi aku nyuci gerbong kereta dulu.” Sapa Anita sambil memecah kesunyian yang diiringi lemparan poninya ke arah meja kami.

Semua diam.

Gue diam.

Anita telah berubah.

Bukan, bukan karena hobi barunya yang mencuci gerbong kereta, bukan. Tapi kesunyian ini disponsori oleh lekuk tubuh Anita.

“Hellowwhh, kok pada diem nih?” Sergah Anita yang memecah keheningan untuk yang kedua kalinya

“A-anita, kamu A-aanita?!?!” Tukas Rahmad sambil berdiri dari tempat duduknya. Gue kaget, monyet.

“Iya?” Jawab Anita yang merespon seruan Rahmad sambil sesekali tertangkap kamera CCTV sedang merapikan poninya.

“BISA JADIII!!! BISA JADIIII!!!!” Seru Daus sambil nunjuk-nunjuk Anita. Gue kaget lagi, monyet.

“TIDAAAAAKKKK..” Balas Ayu sambil memegangi kepala dengan kedua tangannya. Ayu nampak tertekan dengan penampilan Anita yang mengalami perubahan begitu signifikan. Sebagai cewek yang paling semok di acara buka puasa itu, ayu merasa tersaingi.

“ELU-ELU PADA BISA SANTAI KAGAK SIH?!!! GUE KAGET, SETAN.” Balas gue sambil berdiri untuk mendamaikan kondisi yang mencekam ini.

“Kamu kenapa sih, Don? Kok lama nggak ketemu, kamu jadi kagetan gini?” Tukas Shandy sambil memegang pundak gue, mungkin ada sedikit puk-puk mendarat di sana.

Acara buka puasa sore itu berlangsung tidak kondusif. Semua gara-gara Anita.

Ya pokoknya, Anita yang waktu di kelas sering gue katain termos piknik, sekarang telah bermetamorfosis menjadi termos piknik yang langsing. Tank top yang samar-samar terlihat dibalik capuchon-nya, membuat mata lelaki makin menerka-nerka, apa gerangan yang ada di dalamnya.

Tuhan mencipta dua pelangi, yang satu setelah hujan, yang satu lagi di belahan dadanya Anita.

Jadi, itulah alasan mengapa cewek begitu mempermasalahkan berat badannya. Karena ketika cewek menemukan berat badan yang ideal, akan ada banyak pelangi muncul di tiap lekuk tubuhnya. Ya, sebuah kabar baik bagi lelaki, terutama untuk pacarnya, pacarnya Anita.

Akhirnya gue sadar, teman-teman cewek yang suka gue godain di kelas karena cakep, dan sore itu nggak hadir, pasti lagi gendutan.

Pasti.

Udah ngaku aja laahhh.. ketebak banget.


3) Belum punya gandengan

Yang ini nggak perlu dibahas, bikin-bikin gue sakit hati aja.
Hih.



4) Jadi TKW

Di jaman yang serba butuh dana cepat dan di jaman yang nyakitin yang dipertahanin seperti hari ini, sudah bukan rahasia umum ketika cewek-cewek meletakkan kriteria pasangan idaman yang mapan.

Namun, beberapa tahun belakangan, banyak ditemukan cewek-cewek yang pasrah harus mencari lelaki mapan di mana lagi. Akhirnya, dengan berbekal rasa putus asa itu, mereka berusaha mencari kemapanan sendiri.

Ada yang melejit menjadi wanita karir, ada juga yang berpenampilan seperti cabe-cabean agar dapat menggaet om-om tuna asmara dalam rangka melunasi tunggakan SPP di sekolah, dan ada juga yang menjajal kemampuannya di luar negeri, menjadi pahlawan devisa negara, atau yang akrab disapa TKW.

Semenjak berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai keterkaitan antara menjadi TWK dengan tidak hadir ketika reunian. Entahlah..


Duh gusti, aku garing sekali..




 
Bonus: Satu-satunya foto tertampan yang gue punya.


Share:

1 Komentar

  1. CV Patra Media Grafindo
    Percetakan
    Advertising
    Digital Printing
    ACP Seven dll
    081214466604
    www.patramedia.com

    BalasHapus