Mungkin,
bukan cuma gue yang suka bertanya-tanya, "Kenapa ada cewek yang ketika
di-pedekate memiliki tubuh langsing, tapi begitu dipacarin, menjadi gendut
secara tiba-tiba?" Kejadian cewek langsing yang tiba-tiba menggendut
ketika sudah berada dalam fase pacaran, menurut gue adalah sebuah kejadian yang
mistis.
Ini
terjadi juga ke cowok seperti gue. Ya, gue beberapa kali secara live terjebak dalam percakapan kayak gini:
"Sayang, kamu cantik deh malam ini."
"Oh, jadi selama ini aku terlihat nggak cantik di
mata kamu?"
Atau,
"Sayang,
kamu makan apasih, kok langsing gini? Uwuwuw, makin sayang deh.."
"Apa??
Jadi selama ini aku gendut di mata kamu? Jadi, kalau aku
gendut, kamu udah nggak sayang lagi ? Iya, bener begitu?"
Atau,
"Sayang, kamu kenapa sih, kok kayaknya kamu kurang
sehat gitu?"
"Jadi, menurut kamu, aku nggak sehat karena aku
gendut? Iya,
bener begitu?!! Jawab!!"
Atau,
"Sayang, aku capres milih Jokowi nih, kamu
siapa?"
"Oh, gitu, jadi kamu pilih Jokowi? Oke fine, kamu
milih Jokowi karena dia lebih kurus dari aku kan?! Udahlah, kebaca
banget."
"Ng-nggak, nggak jadi, aku milih Prabowo kok, suer
deh."
"Ohh, terus aja nyindir aku, kamu mau bilang aku
gendut kan?!! Kamu mau sama-samain aku kayak Prabowo yang embem itu kan?? Kamu
jahat! Nggak punya perasaan!!!"
Skak
mat.
Kenapa sih ada banyak cewek yang nggak mau jujur tentang
kondisi tubuhnya? Kenapa juga sensi ketika mendengar kata "gendut"?
Kenapa juga harus badmood? Apa
karena banyak cewek kepengin punya badan langsing, semok, dan curvy, tapi nggak mau ngeluarin efforts buat dapetin hal di atas?
Apa
benar cewek pengin dibilang dan dianggap langsing oleh kaum cowok dengan cara
seperti: konsisten maraton dvd di akhir pekan, dengan cara berkomitmen
leyeh-leyeh sambil ngemil, atau dengan cara persisten tidur-tiduran tanpa
menggerakkan lengan, paha, dan perut seharian?
Apa
benar begitu?
Belum,
belum selesai sampai di situ, ternyata banyak cewek punya counter attack dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan gue barusan.
Ya, ketika mereka dibilang gendut, ketika mereka diminta untuk olahraga, dan
ketika mereka dianjurkan untuk memperbaiki pola makan dan gaya hidup, mereka
akan menjawab dengan ini:
"KAMU JAHAT, KAMU EGOIS, KAMU
NGGAK BISA TERIMA AKU APA ADANYA!!!"
Skak ster.
Yang
gendut siapa, yang pengin punya badan langsing siapa, yang pengin bisa pake banyak
jenis baju siapa, dan yang tetep disalahin adalah…
Manchester
United. Ah, bukan.
Yang
salah pasti cowok.
Hmm,
"terima aku apa adanya?"
======
Semakin
ke sini, kalimat "terima aku apa
adanya", menurut gue, udah semakin disalahgunakan dan disalahartikan.
Buat gue, kalimat "terima aku apa adanya" adalah sebuah cara untuk
menutupi kelemahan tanpa mau memperbaiki atau melihat ke dalam diri sendiri
sebagai introspeksi.
Mayoritas
cewek akan memilih cowok yang mapan, yang punya jaminan masa depan yang pasti,
dan yang mampu memberikan kehidupan di atas kata layak. Itu adalah sebuah hal
yang nggak bisa kita argumenkan keabsahannya. Itu udah benar-benar sah. Tapi,
semakin dewasanya cara berpikir, munculah prinsip lain, yang intinya adalah
berjuang bersama-sama dari nol. Iya, nggak mapan dari awal gapapa, yang penting
punya niat dan itikad untuk berjuang. Lalu ketika cowok itu nggak berjuang,
lalu dengan standar yang sama, dengan mengucapkan kalimat, "Terima aku apa adanya dong.." Kira-kira apa yang bakal
terjadi?
Ya,
diputusin lah.
Cewek-cewek socialites udah jelas bakal ngebully cowok kayak gitu di twitter.
Kalau
cewek aja nggak mau mendapat jawaban “terima aku apa adanya” dari cowok,
Pun
pada cowok, tidak satupun dari kami ingin mendapat jawaban seperti itu dari cewek.
Lebih
baik berjuang bersama, lalu kita terima bersama hasil dari perjuangan kita..
Jangan
ada terima aku apadanya di antara kita..
Mungkin
seperti kata Tulus,
Jangan
cintai aku apa adanya,
Jangan..
Tuntulah
sesuatu,
Biar
kita jalan ke depan..
Wrote by Don Juan